Posisi Siap (Ready Potition)
Posisi siap melibatkan penanganan raket dan
pengetahuan akan lapangan. Ini adalah salah satu dari beberapa petujuk yang
selalu didengar oleh pemula dari pelatihnya.posisi siap berarti menghadap net ,
memutuskan bagaimanamemegang raket, menekukkan lutut, dan tubuh dibungkukkan ke
depan.Jika anda pada posisi sisap, anda harus selalu memperhatikan bola yang
selalu dipukul oleh lawan dan menunggu bola tersebut melintasi net ke lapangan
anda.
Hampir semua
pukulan dilakukan sambil berlari atau ansa sedang berlari mengambil
posisi siap,yang belakangan ini sangat diannjurkan.Pertama lari,kedua kokohan
kaki danketiga pukul.Cobalah untuk memukul setiap groundstroke(pukulan pada
bola setelah terpantul)dengan posisi badan yang sama.Salah satu cara agar bisa
begitu adalah dengan menggunakan suffle (bergerak bolak-balik dengan kaki agak
terseret), menggeser kaki secara bergantian ke arah yang dituju.
Jika anda sedang terburu-buru, cukup dengan
berbalik dengan bertumpu pada satu kaki, kemudian kaki anda menjadi tumpuan
mendorong tubuh ke depan. Dalam kasus lain,ketika anda mengejar bola, jejakan
kaki belakang anda (kaki yang pling jauh dari net),dan melangkah ke arah yang
akan dipukul dengan kaki yang lain.
Berikut adalah beberapa cara melakukan redy potition
·
Pegangan
forehand atau backhand
·
Raket
dan tubuh condong ke depan
·
Tangan
satunya menopang raket
·
Lutut
sedikit ditekuk
·
Lakukan
Suflle untuk pukulan jarak dekat.
Cross-Step (Langkah Menyilang)
·
Lakukan
Cross step, Berlari untuk pukulan yang lebih jauh
·
Jejakkan
kaki yang belakang
·
Berputar
ke depan
Macam-macam pegangan dalam tenis lapangan1. Forehand (Continental grip)
Grip ini merupakan grip klasik yang selalu
digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih
digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal
telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk
pemain kidal). Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini
adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik
digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh
pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang
menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo
permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin).
Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk
pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak
sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi
bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip
continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk
pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.
2. Forehand (Eastern grip)
Eastern merupakan grip yang paling mudah
diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan
berjabat tangan’. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher
raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari
pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan)
atau sisi kiri (untuk pemain kidal)
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat,
slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering
mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan
cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan
ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat
parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun
90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia
merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3. Forehand (Semi-Western grip)
Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak
dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan
baseliner (termasuk saya sendiri).
Anda dapat mencoba grip ini dengan menempatkan
pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk
pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda
diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2 atau 3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul
spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar
karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat
tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah
sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat
atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court).
Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre Agassi,
Roger Federer, Marat Safin.
4. Forehand (Western grip )
Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim
digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan
tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern
saat ini.
Saya sering menyebut grip ini sebagai ‘pegangan
wajan’ karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan
atau panci
masakan. Caranya adalah anda menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari
agang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser
satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang
ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan
ini dapat ).melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang
ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola
tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari
grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta
slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh
rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar